Kamis, 26 Januari 2012

Yang Lain (Eropa dan Amerika) Krisis, Kok China jadi MAJU???

Di Era dewasa ini, manusia berlomba-lomba untuk menguasai dunia melalui kekuatan yang mendominasi yaitu “The Power of Economics”. Akan tetapi sebenarnya, kekuatan ekonomi itu tumbuh karena adanya kekuatan ilmu pengetahuan “The Power of Knowledge”. Contoh Negara yang sekarang ini menjadi sorotan dunia adalah Negara China.
Di Negara Amerika dan Eropa sedang mengalami keguncangan hebat di bidang ekonomi. Amerika sejak tahun 2008 dengan krisis Subprime mortage nya dan di Eropa (Yunani dan beberapa Negara tetangganya) dililit krisis utang yang besar sehingga mengakibatkan dampak sosial dan psikologis kepada rakyatnya. Sungguh luar biasa. Krisis ini merupakan refleksi kegagalan kapitalisme membangun kesejahteran umat manusia di muka bumi, mengingatkan kita akan sebuah buku yang berjudul The Death of Economics (1994), karangan Profesor Paul Ormerod yang melukiskan bahwa ekonomi terjebak pada ideologi kapitalisme yang mekanistik yang ternyata tidak memiliki kekuatan dalam membantu dan mengatasi resesi ekonomi yang melanda dunia. Mekanisme pasar yang merupakan bentuk dari sistem yang diterapkan kapitalis cenderung pada pemusatan kekayaan pada sekelompok orang tertentu. Dan akhirnya isu kematian ilmu ekonomi semakin meluas di kalangan para cedikiawan dunia dan menimbulkan pertanyaan yang mendasar adakah sistim ekonomi yang dapat memberikan rasa berkeadilan dan memakmurkan semua golongan masyarakat di muka bumi ini?
Jika diamati dengan saksama, seolah-olah ada sesuatu yang terjadi dalam sistem ekonomi dunia. Apakah memang ada “invisible hands” atau tangan yang tidak kelihatan mengatur mekanisme ekonomi dunia seperti yang dikemukakan oleh Adam Smith. Berbagai pendapat bermunculan, baik sekedar untuk menangapi atau bahkan sampai pada perumusan formula ekonomi yang diyakini sebagai obat dari krisis yang terjadi. Pro dan kontra untuk mencari penyebabnya mewarnai antara pendapat satu dengan pendapat lainnya. Tidak sedikit yang mengkambinghitamkan Amerika Serikat dan lembaga keuangannya yang paling bertanggung jawab, bahkan ada yang menuding Amerika dan Eropa menjadi biang keladi krisis ekonomi tahun 2008 ini dengan fenomena yang disebut “THE BUBLE OF ECONOMICS”.
Peradaban China bisa bertahan sedemikian kuat bukan tanpa sebab. Bagi penulis, peradaban China banyak dipengaruhi oleh pemikiran konfusius yang diajarkan oleh guru bangsa China, Kong Fuzi yang lahir pada tahun 551-472 SM di zaman Dinasti Zou(1122-256 SM). Kong Fuzi adalah ahli filsafat yang mengajarkan tentang prinsip kehidupan berdasarkan moral kebajikan(Ren) . Ajaran kebajikan ini mendasari lahirnya filsafat konfusius yang menjadi landasan masyarakat China dalam ber-adat istiadat dan tatakerama (li) dan gaya hidup(Dao) untuk berkarya tanpa pamrih dan rela berkorban untuk orang lain.
Dengan spirit ajaran konfusius, masyarakat China mencapai puncak kejayaan. Sepeninggalnya konfusius, beragam berbagai cabang ilmu pengetahuan ditemukan. Salah satunya adalah di bidang teknologi, seperti ditemukannya kertas semasa Dinasti Han, alat gerobak di era Dinasti Wu, peta semasa Dinasti Jin, kompas semasa Dinasti Song, dan sederet penemuan lainnya.
Meski demikian, Ajaran konfusius tidak mendapat dukungan terus menerus dari para pemimpin China. Sewaktu China memasuki masa penyatuan dengan berdirinya Republik Rakyat China (RRC) di bawah kepemimpinan Mao Ze Dong, pada tanggal 1 Oktober 1949, ajaran konfusius pernah ditentang habis-habisan. Bagi Mao Ze Dong, konfusius adalah sebuah ajaran yang menghambat kemajuan China. Ia menilai konfusius adalah bentuk warisan feodal dan sarat kapital.
Itulah sebabnya, Mao melakukan gerakan revolusi dengan melibatkan kaum buruh tani sebagai kekuatan revolusioner dalam membangun kekuatan komunis China. Revolusi ini kemudian dikenal dengan istilah revolusi kebudayaan proletar. Untuk mewujudkan revolusi ini, maka berbagai proyek industri dibangun. Seperti pabrik peleburan baja di Wuhan dan Baodou(Mongolia Dalam), Pabrik Baja di Anshan, Pabrik mobil di Zhangzhun, pabrik traktor di Louyang dan Harbin serta pabrik pengilangan minyak di Lanzhou. Namun, yang menjadi ironis, revolusi ini telah menelan korban 250.000 hingga 500.000 jiwa akibat penderitaan fisik dan jiwa dari kamp-kamp kerja paksa.
Tahun 1976 Mao wafat. Kepemimpinan China kemudian dipegang Deng Xiaoping. Deng melakukan kebijakan reformasi melalui sistem tanggung jawab(Zerenzhi) . Dalam sistem ini setiap pekerja tani tidak lagi bekerja bersama dalam sebuah komune, melainkan melakukan perjanjian dengan pemerintah administratif setempat untuk mengerjakan sebidang tanah tanah dan mendapatkan keuntungan langsung. Perlahan, tapi pasti, perekonomian China mengalami peningkatan. Tahun 1982 saja, Pendapatan petani mengalami kenaikan sebesar 6,6 persen setahun. Kebijakan reformasi Deng menimbulkan perekonomian China akhirnya berkembang pesat dari tahun ke tahun. tahun 1978-1995, misalnya GDP China tumbuh 8 persen. Begitu pula dengan tahun berikutnya yang berkembang begitu pesat Bagi Ainurrofiq, keberhasilan kepemimpinan Deng ini tidak lepas dari ajaran konfusius yang menjadi prinsip gerakan Deng dalam setiap pengambilan kebijakan.
Dengan historis yang begitu panjang dari peradaban china yang sekarang menjadi “NAGA RAKSASA”  yang bisa memakan dan membakar ekonomi negara lain karena bisa meniru segala apapun yang ada di dunia, khususunya di bidang teknologi dan industri. “From Imitation to Innovation  artinya dari imitasi menjadi inovasi, itulah jargon yang sekarang digunakan.
Bangsa Indonesia seharusnya tidak menjadi penonton di negara sendiri, karena gempuran produk China yang tidak terbendung dan mengalahkan industri dalam negeri, membuat para pelaku usaha kita menjadi tergilas. Karena produk China jauh lebih murah dibandingkan produk dalam negeri. Oleh sebab itu, pemerintah harus melihat realita yang terjadi di masyarakat mengenai persaingan pasar denga produk “Made in China”.
Peradaban China akan kembali Jaya, Apakah Kita (Orang Indonesia) akan menjadi penonton di rumah sendiri? Indonesia punya peluang banyak untuk bisa menjadi China, asalkan sistem Ekonomi Kapitalisme tidak digunakan dan diterapkan di bumi Pancasila ini. Indonesia akan krisis kembali seperti Amerika dan Eropa karena sistem KAPITALISME dan NEOLIBERALISME. Selain itu Kepemimpinan Nasional yang kuat merupakan salah satu kunci majunya suatu bangsa dan negara. Indonesia menuju lebih baik dan bermartabat.

Ditulis Oleh M. Robi. B
Malam Jum’at 26-01-2012  Jam 20.00 – 21.28 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar