Minggu, 18 Maret 2012

KEJAYAAN KEPEMIMPINAN UMAR BIN ABDUL AZIS (99-101 H = 717-720 M)

Umar bin Abdul Azis adalah seorang khalifah dan pemimpin yang memiliki kepribadian dan akhlak yang shaleh serta beliau juga adil dalam menjalankan setiap kebijakan dan roda pemerintahannya. Beliau adalah cicit dari “Umar Al-Faruq” atau Umar Ibn Khattab Ra, sehingga secara genetik beliau mewarisi sifat Khalifah Umar.
    Khalifah Umar bin Abdul Azis memiliki sifat-sifat di antaranya: adil, sederhana, sopan santun, taqwa kepada Allah SWT, sangat cinta kepada rakyatnya, lebih mementingkan urusan agama daripada politik, lebih mengutamakan ukhuwah Islamiyah daripada golongan, syiar Islam dilakukan dengan damai dan berbuat proporsional terhadap semua pihak.
    Khalifah Umar bin Abdul Azis merupakan salah seorang khalifah yang paling baik di antara khalifah-khalifah Daulah Bani Umayyah. Ketika petama kali beliau menjadi khalifah kondisi dan stabilitas Bani Umayyah sedang dilanda kekacauan “Cheos, terutama dengan munculnya aliran-aliran keagamaan yang sesat karena dikaitkan dengan masalah pemerintahan. Kondisi seperti membuat beliau harus segera mengambil sebuah tindakan yang tegas dalam menyikapi berbagai persoalan tersebut.
    Salah satu tindakan yang pertama kali beliau lakukan adalah melarang mencaci maki lawan politinya yaitu Sayyidina Ali bin Abi Thalib Ra dan keluarganya serta Bani Hasyim. Terkadang beliau melakukannya dalam khutbah-khutbah datau dalam pidato.
    Adapun keberhasilan yang telah tercapai pada masa pemerintahannya adalah sebagai berikut:
a.    Meningkatkan  Ukhuwah Islamiyah
Dalam rangka meningkatkan rasa ukhuwah Islamiyah pertama-tama beliau melarang memusuhi keturunan Ali bin Abi Thalib. Selain itu beliau juga menghapuskan perlakuan istimewa terhadap suku bangsa Arab dan Bani Umayyah. Beliau menganggap semua suku adalah sama, yang penting mereka adalah muslim, karena yang diperlukan adalah loyalitasnya terhadap Negara dan bangsa. Dengan demikian, rasa persaudaraan akan semakin terjalin keakraban dan tidak saling memusuhi.
   
b.    Cinta Terhadap Ilmu Pengetahuan
Pada masa kepemimpinan beliau perkembangan dan kemajuan bidang ilmu pengatahuan semakin meningkat, terutama dalam bidang ilmu pengatahuan agama.
Sejak kecil beliau sudah belajar dan mempelajari isi kandungan Al-Qur’an. Bahkan tidak hanya sampai disitu saja, beliau juga mempelajari hadits-hadits dan menyaringnya, sebab ada kemungkinan hadits-hadits yang beredar pada saat itu banyak yang dimanipulasi demi kepentingan Negara.
Penerjemahan buku-buku yang dilakukan secara besar-besaran, baik buku tentang ilmu pengetahuan agama maupun ilmu pengetahuan umum, menjadikan perkembangan dan kemauan ilmu pengetahuan semakin maju dan berkembang.

c.    Perbaikan Ekonomi
Dalam memperbaiki ekonomi negara, beliau telah membatalkan ketetapan hadiah atas tanah dan kekayaan Negara yang telah diberikan khalifah sebelumnya kepada orang-orang tertentu. Semua harta kekayaan tertentu diambil kembali oleh Negara dan dijadikan harta kekayaan “Baitul Mal”. Selain itu ketetapan pajak yang telah dilakukan oleh Gubernur Hajjaj bin Yusuf di Irak dan Iran dibatalkan. Karena pajak yang diberlakukan oleh kedua Gubernur ini menurut beliau sebuah pendzaliman terhadap rakyat sendiri.
Tidak hanya itu, beliau juga melakukan perbaikan diberbagai bidang yang meliputi: pertanian, perdagangan dan pengamana lalu lintas perjalanan khalifah. Dengan demikian kebijakan yang dilakukan oleh beliau telah menstabilkan roda perekonomian masyarakat, sehingga kebutuhan sehari-hari rakyatnya bisa tercukupi.

d.    Mengadakan Penertiban Aparatur Pemerintahan
Usaha penertiban yang dilakukan oleh beliau adalah sebagai berikut:
1.    Memperkecil pengeluaran belanja negara yang tidak begitu penting dan melarang hidup bermewah-mewahan.
2.    Membasmi korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan.
3.    Memecat orang-orang yang tidak mempunyai loyalitas terhadap Negara.
4.    Memperbaiki gaji tentara, gubernur dan pegawai baitul mal.
Dengan adanya perbaikan gaji “Renumerasi” pegawai ini, maka para pejabat dan para pegawai tidak diperkenankan lagi mengurusi sesuatu di luar kepentingan Negara. Mereka diwajibkan mencurahkan segala perhatiaannya untuk kepentingan Negara dan rakyatnya.
Melihat apa yang sudah dilakukan oleh Khalifah Umar bin Abdul Azis, Kita berfikir sejenak, Apakah pemerintah kita sudah melaksanakan itu semua? Adakah Sosok Pemimpin seperti beliau pada saat ini ? Pasti kita sudah tau jawabannya, dengan  berpenduduk mayoritas muslim, seharusnya pemerintah ini mengadopsi sistem kepemimpiman para khalifah yang berhasil membawa kejayaan Islam di masa lalu. Karena sistemnya tidak jauh dari apa yang termaktub dalam Al-Qur’an dan Hadits. Maka dari itu, Kita sebagai bagian dari warga Negara harus terus berjuang memperbaiki diri, keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara yang tercinta ini. Kalau bukan kita, maka Siapa Lagi…???

Referensi:
1.    A. Syalabi, Prof. Dr. Sejarah dan Kebudayaan Islam Jilid II, (Jakarta:Pustaka Al-Husna,  1993)
2.                            , Sejarah dan Kebudayaan Islam Jilid III, (Jakarta:Pustaka Al-Husna, 1993) .
3.    Ahmad Amin, Islam Dari Masa ke Masa, (Bandung: Rosda, 1987)
4.    Umam Chatibul, Prof. dan Nawawi Abidin, Sejarah dan Kebudayaan Islam untuk Madarasah Tsanawiyah, (Jakarta: Menara Kudus, 1995)

By (M.Robi B)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar