Minggu, 18 Maret 2012

IKHTIAR YANG OPTIMAL

Ketika saya melihat sesuatu yang menurut saya mudah dalam menggapainya, ternyata begitu sulit dan membutuhkan usaha (baca:ikhtiar) yang optimal. Sebenarnya memang itu sudah sebuah hokum alam “natural law” yang harus dimengerti dan dipahami secara intensif. Maka dari itu, di dalam Islam diajarkan agar kita harus berikhtiar secara optimal walaupunn itu dalam keadaan sulit. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT berikut ini :
•   •  •    
 Artinya : “Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”. (QS. Alam Nasyar : 5-6).
Jelas sekali mengenai ayat di atas bahwa setelah kita melaksanakan ikhtiar dengan sungguh-sungguh walaupun itu sulit maka Allah SWT akan memberi jalan keluar berupa kemudahan. Secara absolut itu benar, bahkan secara dua kali disebutkan. Oleh karena itu, secara psikologis akan dipengaruhi dengan motivasi secara tekstual tersebut.
Dalam realitas sekarang, kompetisi kehidupan semakin banyak. Oleh karena itu, manusia dituntut untuk memiliki kekuatan yang lebih “over strength” yang pada akhirnya menghasilkan kerja yang luar biasa “extraordinary work”. Konsekwensi itu bisa meningkatkan kemampuan baik secara kualitas maupun kuantitas.
Abad 21 ini duniapun seolah tidak ada batas, memang tidak ada batas. Karena kemajuan sebuah rekayasa teknologi berupa jaringan internet ”Internet Network”. Kemajuan itu mau tidak mau membuat bangsa harus membuka diri sebagai anggota belahan dunia lain “self opened forward of the world”.
Silahkan kita berfikir sejenak untuk melakukan persiapan “to prepare” agar dapat bersaing dengan orang-orang yang luar biasa di luar sana. Persiapan itu harus optimal, bukan coba-coba atau dalam bahasa riset “trial and error”. Kita buktikan bahwa persiapan adalah no 1 untuk sebuah perubahan.
                                         (M. Robi. B, S.Pd.I)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar